Kejujuran pangkal keberhasilan. Yah memang itu benar adanya, tapi kenyataannya tidaklah semudah dan seindah itu. Untuk menerapkannya kedalam kehidupan kita sehari-hari tidak semudah membalikan telapak tangan kita, Perlu niat yang besar dan tekad yang kuat untuk pengimplementasiannya. Banyak yang berfikir untuk jujur pada zaman sekarang adalah suatu hal yang bodoh. Banyak dari mereka mempunyai opini ” Ga perlu lah jujur-jujur amat yang penting tujuan kita bisa berhasil”. Pikiran-pikiran semacam itulah yang membuat akhirnya kejujuran menjadi hal yang langka untuk kita temui dewasa ini. Padahal semua agama pasti mengatakan, orang yang jujur pasti akan tinggi derajatnya baik dihadapan masyarakat maupun Tuhan Yang Maha Esa.
Kejujuran bukan hanya sebuah kata, kejujuran adalah suatu sikap bahkan lebih jauh lagi adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri kita semenjak kita kecil. Orang tua kita bahkan agama yang kita anut telah mengajarkan pentingnya kejujuran semenjak kita kecil, tetapi kembali lagi pada diri kita untuk bisa melaksanakannya atau tidak. Faktor lingkungan sangat berperan akan hal ini, jika temen-temen kita semua mencontek ketika ujian agar nilai bisa bagus tentunya akan sangat sulit bagi kita untuk menahan dorongan ikut-ikutan mencontek. Oleh karena itu kejujuran menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Orang jujur dianggap aneh bagi orang banyak, karena sistem yang berlaku dimasyarakat kita adalah “yang banyak itulah yang benar” padahal kenyataannya belum tentu seperti itu.
Jadi kalo saya, anak muda yang masih minim pengalaman ini boleh memberi saran, kalau bisa memang kita menerapkan sifat jujur itu di banyak hal yang kita kerjakan. Memang sulit, dan juga aneh karena melawan arus tapi percayalah kejujuran itu tidak akan pernah merugikan. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan harapan kita tetaplah yakin sahabat, seyakin kita mempercayai Tuhan kita dan ajaran-ajaran-NYA, bahwa itu hanyalah bersifat jangka pendek semata. Tuhan telah menyiapkan hadiah yang jauh lebih baik dan lebih bernilai bagi kita di kemudian hari nanti dan kita pasti akan berhasil. Dibawah ini ada sekelumit cerita nyata yang kami ambil dari teman penulis mengenai indahnya kejujuran, semoga bisa diambil manfaatnya..
Seorang CEO hendak mewariskan perusahaan besar kepada karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan masing² sebutir BENIH di tangannya dan berkata, “Sirami dengan teratur, rawat, dan kembalilah setahun dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari benih ini. Yang TERBAIK, pemiliknya akan menjadi penggantiku sebagai CEO perusahaan ini. Seorang karyawan,
Joko, pulang ke rumah. Setiap hari disiraminya dengan air dan pupuk. Setelah 6 bln, di kantor, eksekutif lainnya saling membicarakan tanaman mereka, sedangkan Joko melihat TIDAK ADA PERUBAHAN yang terjadi pada benih miliknya. IA MERASA GAGAL.
Setelah setahun, seluruh eksekutif menghadap CEO, memperlihatkan hasil benih tersebut. Joko berkata pada istrinya bahwa ia tdk akan membawa pot yang kosong, namun istrinya mendorongnya untuk menyatakan yang sebenarnya. Joko menyadari bahwa istrinya menyarankan HAL YANG BENAR. Memasuki ruangan meeting, Joko membawa sebuah pot kosong. Seluruh mata memandangnya kasihan.
Ketika Sang CEO memasuki ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman itu, hingga akhirnya berhenti didepan Joko yang tertunduk malu. Sang CEO memintanya ke depan dan menceritakan TRAGEDI yang menimpanya.
Ketika ia selesai bercerita, Sang CEO berkata, “berikan tepuk tangan yang meriah untuk Joko, CEO yang baru”. Ia berkata, “Aku memberikan kepada kalian sebutir benih yang sebelumnya TELAH KUREBUS DI AIR PANAS hingga mati dan tidak mungkin untuk tumbuh. Melihat bahwa benih itu tidak tumbuh, kalian menukarnya dan berbohong kepadaku. Lain halnya dengan Joko, dia mau berkata yg sebenarnya terjadi.
Tabur KEJUJURAN, menuai KEPERCAYAAN
Tabur KETEKUNAN, menuai KEMENANGAN
Tabur KERJA KERAS, menuai KESUKSESAN.
Kejujuran adalah perhiasan orang
berbudi mulia dan orang yang berilmu. Oleh sebab itu, sifat jujur sangat
dianjurkan untuk dimiliki setiap umat Rasulullah saw. Hal ini sesuai dengan
firman Allah:
“Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.” (Q.S.
an-Nisa: 58).
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui.” (Q.S. al-Anfal: 27).
Dari dua ayat tersebut didapat
pemahaman bahwa manusia, selain dapat berlaku tidak jujur terhadap dirinya dan
orang lain, adakalanya berlaku tidak jujur juga kepada Allah dan Rasul-Nya.
Maksud dari ketidakjujuran kepada Allah dan Rasul-Nya adalah tidak memenuhi
perintah mereka. Dengan demikian, sudah jelas bahwa kejujuran dalam memelihara
amanah merupakan salah satu perintah Allah dan dipandang sebagai salah satu
kebajikan bagi orang yang beriman.
Orang yang mempunyai sifat jujur
akan dikagumi dan dihormati banyak orang. Karena orang yang jujur selalu
dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang penting. Hal ini disebabkan orang
yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa aman dan tenang.
Sumber :
Nama Anggota kelompok :
1. Lucky Mifta
Saputra (X
MIPA 5 / 15)
2. M. Tendy Ade
Kuncoro (X MIPA 5 / 17)