Alkisah ada seorang petani yang miskin namun rajin dan suka bekerja
keras. Namanya abdulah. Tanahnya hanya sepetak padahal ia harus
menghidupi istri dan anak-anaknya. Itu cak cukup. Karena itu ia
berencana ke jawa untuk mengadu nasib. Istrinya setuju dan mendukungnya.
Ia berangkat ke jawa hanya membawa uang 10 gobang ( 1 gobang = 2,5 sen). Uang itu hanya pas untuk ongkos berlayar ke jawa.
Di
tengah jalan, ia bertemu dengan perempuan yang nampak miskin sedang
menggendong anaknya yang tampak pucat kelaparan. Di tang perempuan itu
ada sebuah keranjang dengan isi 3 ekor kucing. Perempuan itu mendatangi
abdullah dan meminta dia untuk membeli kucing-kucingnya. Abdullah
berpikir jika ia tak menolong mungkin saja mereka bisa mati kelaparan.
Maka ibalah hatinya. Perempuan itu menawarkan 5 gobang untuk 3 kucing.
Namun uang abdulla sangatlah sedikit sehingga ia menawar 3 gobang dan
wanita itu menyetujuinya.
Sesampainya di pelabuhan, Abdullah memilih
naik perahu layar yang biayanya lebih murah. Namun ternyata perjalanan
harus ditempuh dengan banyak kesulitan karena anginnya berhembus sangat
besar dan kencang. Juru mudi tak mapu mengendalikan perahu itu dan
akhirnya perahu itu terombang-ambing terbawa oleh laju angin.
Rupanya
angin tak membawa mereka ke pulau jawa tetapi ke arah lain. Sebuah
pulau yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Pulau itu bernama pulau
tikus. Dinamai demikian karena di pulau itu
banyak sekali tikus berkeliaran. Semua penduduk sudah berusaha
membasminya, tapi tikus-tikus itu tak kunjung habis dan malah seakan
tambah banyak. Padi di lumbung atau di sawah, juga persediaan makanan
penduduk, semua disikat habis oleh tikus-tikus itu.
Melihat keadaan
itu, Abdullah jadi teringat pada kucing-kucingnya. Ia lalu menunjukkan
dan menerangkan pada penduduk pulau itu bahwa binatang yang dibawanya
itu bisa membasmi dan memburu tikus. Penduduk pun lalu membawa Abdullah
ada Kepala Pulau setempat.
”Benarkah binatangmu itu dapat membasmi
tikus? ”tanya kepala Pulau”kalau benar aku akan berani beli bintang itu
lima dinar per ekor”
”Kalau begitu, lihat saja dulu binatang itu. Kalau tertarik silahkan ambil semuanya.saya punya memeiliki 3 ekor ” kata Abdullah.
Abdullah
lalu mengeluarkan seekor kucing dalam karungnya. Lama tak makan, tentu
saja kucing itu merasa sangat lapar. Begitu dilihatnya ada tikus
berkeliaran di depan matanya, langsung saja dikejarnya dengan ganas.
Setelah tertangkap langsung dicabik-cabik tikus itu. Stelah makan satu
ekor, si kucing lari mengejar tikus lainnya dan seterusnya.
Kepala pulau sangat puas menyaksikan itu. Dan akhirnya Abdullah pun mendapat 15 dinar (dinar = mata uang emas).
Abdullah girang hatinya. Lalu ia membatalkan niatnya untuk ke pulau jawa dan akhirnya dia pulang kembali ke Madura.
Sesampainya
di Madura, uang itu dibelikan tanah yang lebih luas dan dia kerjakan
sendiri tanah itu. Sampai akhirnya ia menjadi cukup berada.
Abdullah
tak segan menceritakan keberuntungannya pada siapa saja yang bertanya
padanya. Rupanya ada 3 orang penduduk desa yang ingin mengadu nasib.
Mereka bermaksud mengikuti jejak seperti Abdullah. Mereka sudah
berketetapan hati untuk menjual kucing-kucing ke pulau tikus. Seluruh
hartanya mereka jual dan dibelikannya kucing-kucing yang banyak. Setelah
siap mereka menyewa perahu ke pulau tikus itu.
Namun ternyata
sekarang tikus-tikus di pulau itu sudah musnah. Setelah 3 ekor kucing
Abdullah itu memakan tikus-tikus di pulau itu, mereka kenyang dan
bertambah besar, lalu beranak pinak. Keturunannya juga memakan
tikus-tikus lain yang masih tersisa. Sampai akhirnya tikus-tikus di sana
habis semuanya.
Mereka kecewa dansedih hatinya. Semua usaha yang
dilakukannya selama ini ternyata tak ada gunanya sama sekali. Mereka
lalu pulang kembali ke Madura dengan perasaan malu.
Jumat, 29 Maret 2013
Si Penjual Kucing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar