Mirah adalah gadis betawi asli kampung Marunda, Bapaknya seorang
jawara sakti dan terkenal. Sebagai anak jawara Mirah pun diajari oleh
bapaknya ilmu beladiri, hingga Mirah selain cantik juga memiliki
kemampuan beladiri yang tinggi.
Disetiap latihan-latihan beladiri yang diadakan bapak dan anak
buahnya, Mirah selalu ikut dan menjadi lawan tanding yang sulit untuk
ditaklukan. Bahkan setiap kali Bang Bodong, bapaknya sedang bertugas
menjaga keamanan di wilayah kampung marunda, Mirah selalu ikut dan tak
jarang turun langsung berkelahi melawan perampok dan pengacau di wilayah
Marunda. Semua penjahat selalu bisa dibekuk dan ditaklukannya.
Namun belakangan Bang Bodong mulai merasa khawatir karena anak
gadisnya, yang sudah dewasa belum juga mendapatkan jodoh. Sulitnya Mirah
mendapatkan pasangan karena anak perempuannya itu pernah berjanji,
bahwa dia baru bersedia menikah bila ada seorang lelaki yang bisa
mengalahkannya dalam ilmu beladiri.
Tak jarang banyak lelaki warga kampung Marunda dan sekitarnya datang
bertandang untuk melamar dan tanding ilmu beladiri dengan Mirah. namun
sejauh ini belum ada yang berhasil mengalahkannya. Termasuk juga Tirta,
jawara kondang dari Karawang. Sudah sekitar 3 kali Tirta jual tanding
ama tampang tapi belum juga bisa menaklukannya. Mirah selalu lebih
waspada dan tidak ingin kalah langkah dan jurus dengan Tirta. Selain
karena dia ingin mencari lawan tanding, dia juga tidak ingin sembarangan
memilih suami, apalagi melihat Tirta jawara dari Karawang ini memiliki
watak yang jelek dan kasar.
Pada suatu hari, anak buang Bang Bodong lari tergopoh-gopoh
menghadapnya. Dan melaporkan bahwa ada anak muda dari kampung lain bikin
kekacauan. Secepat kilat bang Bodong dan Mirah turun tangan. Setelah
sampai di tempat kejadian perkara, Bang Bodong langsung pasang kuda-kuda
dan menghadapi pemuda tersebut. Namun karena ketangkasan dan ilmu bela
diri sang pemuda lebih tinggi. Bang Bodong terdesak dan akhirnya kalah.
Melihat bapaknya terhuyung-huyung, Mirah pun terjun ke medan laga
menghadapi si pemuda. Pada awalnya si pemuda merasa ragu dan canggung
berhadapan dengan perempuan. Namun ketika melihat sepak terjang Mirah
yang serius dan membahayakan dirinya, dia pun kemudian menanggapinya
juga dengan serius. Mirah pun bernasib sama dengan bapaknya, terdesak
dan menyerah kalah.
Namun bang Bodong bukannya marah malah tertawa terbahak-bahak. Mirah
dan sang pemuda bingung. Bang Bodong kemudian merangkul anaknya dan
menjelaskan pada keduanya bahwa Mirah akhirnya sudah bertemu dengan
jodohnya. Karena anaknya pernah punya janji kalau ada lelaki yang bisa
mengalahkannya dalam ilmu beladiri, lelaki itu berhak untuk menikahinya.
Mendengar penjelasan itu sang pemuda itupun akhirnya tersenyum dan
sejak awal dia memang sudah menaruh hati dengan lawan tandingnya. Begitu
pun Mirah, keduanya saling bertatapan malu-malu.
Bang Bodong pun kemudian menanyakan pada sang pemuda, apa maksudnya
datang ke Marunda. Dijelaskanlah oleh si pemuda bahwa namanya adalah
Asni, anak kampung Kemayoran tujuannya ke Marunda mencari seorang
perampok yang telah menggasak harta Babah Yong. Namun identitas si
perampok belum terungkap. Bang Bodong kemudian menjanjikan pada Asni
bahwa dia bersedia membantu mencari si perampok. Lalu menanyakan pada
Asni dengan tegas dan serius, apakah dia mau menikah dengan anaknya
Mirah. Asni menjawab bersedia, karena memang dari sejak awal sudah jatuh
hati dengan Mirah.
Sesuai dengan janjinya, sebelum pernikahan diadakan, bang Bodong dan
anak buahnya mulai menelusuri jejak si perampok misterius itu. Akhirnya
setelah investigasi yang panjang dan mendalam, diketahuilah bahwa si
perampok adalah Tirta, jawara dari kampung Karawang, yang dulu juga
pernah melamar Mirah namun selalu gagal.
Untuk memancing Tirta keluar dari kandangnya, Bang Bodong kemudian
merencanakan agar perkawinan dan pesta anaknya segera digelar dan
undangan disebar ke banyak tempat, termasuk Karawang. Diharapkan ketika
Tirta tahu akhirnya dia mau datang ke pesta tersebut, maka dengan mudah
dapat diringkus di tempat tanpa susah payah.
Akad nikah pun diadakan dan pesta pun digelar dengan menanggap lenong
dan tari-tarian betawi semalam suntuk. Benar saja, umpan yang ditebar
akhirnya dimakan, Tirta hadir dikerumunan pesta tersebut.
Namun saat Tirta hadir di pesta tersebut, dia merasa curiga dan
melihat gelagat yang aneh. Dia melihat dibarisan tamu undangan ada Babah
Yong dan Tuan Ruys kepala keamanan dari pihak kompeni. Melihat
keselamatannya terancam, Tirta pun angkat kaki dari pesta Mirah dan
mencoba lari.
Dari atas panggung pelaminan Mirah dan Asni melihat Tirta akan kabur,
cepat-cepat mereka turun. Dan Bang Bodong beserta anak buahnya pun ikut
mengejar Tirta yang akan kabur. Setelah pengejaran yang melelahkan
akhirnya Tirta dapat dihadang oleh Mirah dan Asni. Terjadilah baku
hantam diantara mereka. Dua lawan satu. Akhirnya Tirta tersudut dan saat
sedang lengah dan payah, Tirta pun ditembak di tempat oleh Tuan Ruys
dengan pistol. Tirta rubuh dan jatuh menghempas tanah.
Mirah dan Asni melanjutkan pesta penikahannya dan setelah berhasil
membekuk Tirta tugas Asni pun selesai dan menyerahkannya pada Tuan Ruys.
Pada episode kali ini, akhirnya mereka hidup bahagia.
Kamis, 28 Maret 2013
Mirah dari Marunda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MicroTouch Titanium Trimmer - iTanium-arts.com
BalasHapusDescription: Titanium Trimmer is thunder titanium lights an titanium pots and pans original and improved titanium bolt gaming cartridge design. titanium white dominus With an ultra-flexible surface, easy-to-use construction, and tungsten titanium easy-to-use Rating: 3.9 · Review by Mark Shive