Pada
suaru masa ada seorang musafir miskin dengan seorang anak dan seekor
unta tua yang hendak berpergian ke suatu tempat. Karena keadaan unta
tersebut yang sudah tua maka orang rua tadi menyuruh anaknya untuk naik
di atas unta dan meletakkan sedikit bakal perjalanan mereka, sedangkan
beliau sendiri berjalan kaki sambil memegang tali kendali unta.
Pada
saat beliau melintasi kampung pertama, kejanggalanpun terjadi, dimana
semua orang dikampung tersebut mecela anak beliau dengan upatan anak
tidak berperasaan karena anak tersebut membiarkan orang tuanya berjalan
kaki, sementara dia sendiri duduk santai di atas punggung onta. Akibat
upatan dan makian orang kampung tadi orang tua meminta pendapat kepada
anaknya bagaimana kalau seandainya anaknya berjalan kaki dengan meegang
tali kendala unta dan ayahnya duduk diatas unta. Anaknya menyanggupinya
karena ini demi untuk menghindari fintah kalayak ramai.
Sesudah
menganti posisi tersebut, mereka kembali melanjutkan perjalanan tadi.
Namun alangkah terkejutnya mereka pada saat melintasi pemukiman
penduduk selanjutnya, mereka masih saja mendapati upatan dan celaan,
dimana penduduk tesebut memojokkan orang tua tadi dengan upatan tidak
berotak, karena membiarkan anaknya berjalan kaki, sementara dia asik
duduk santai diatas unta. Akibat cacian tersebut mereka memustuskan
untuk naik unta secara bersama, dimana ayah dan anak tadi duduk bersama
diatas unta yang sudah tua tersebut dengan tujuan untuk mengidari
cacian orang.
Setelah
mereka berdua manaiki unta tadi merekapun melanjutkan peljalanan
kembali. Ketika mereka melewati desa berikutnya mereka masih tetap di
caci dan di upat oleh penduduk setempat, kali ini cacian di kususkan
kepada mereka berdua dimana meraka berdua dianggap tidak berotak dan
kejam terhadap binatang, mereka mengatakan “sudah tau unta sudah tua
masak dinaiki berduan dasar gak da otak tu orang” . setelah kejadian
itu mereka memutuskan untuk berjalan kaki bersama dan dibiarkan unta
berjalan kaki tanpa beban dengan tujuan tidak ada lagi cacian dan
upatan jika waktu mereka melintasi desa selanjutnya.
Sesudah
makan dan minum sejenak untuk perbakalan perjalan kaki, mereka
menuruskan lagi perjalannya. Alngkah terkejutnya mereka ketika melewati
desa selanjutnya ternyata cacian dan makian masih tetap ditujukan
kepada mereka, kali ini caciannya mereka dianggap orang bodoh yang
tidak bisa memamfaatkan kendaraan yang dimiliki. Mereka mengatakan ”
bodoh kalilah kalian ini sudah ada kendaraan tapi masih berjalan kaki.
Mendapati cacian ini mereka tidak melakukan apa-apa lagi karena
kebutulan mereka sudah sampai pada tempat yang dituju dan orang tua
itupun sempat berpikir seandaianya masih ada perjalanan jenis cacian
dan upatan apa lagi yang akan mereka dapati.
Dari
cerita pendek diatas bisa kita simpulkan begitulah gambaran kehidupan
didunia ini, dimana kita akan selalu disalahkan oleh orang lain
meskipun apa yang kita lakukan sudah sangat baik menurut kita. Contohya
saja ketika ada orang kaya yang mendermakan hartanya kepada fakir
miskin untuk menjalankan anjuran islam, masih ada juga orang yang
menyalahkan sikap orang kaya ini dengan alasan pamer kekayaan, sok
murah hati dan sebagianya. Jadi sebagai pedoman kita dalam megharungi
kehidupan ini sebaiknya jagan pernah terpengaruh oleh hal-hal yang
murahan seperti itu selama apa yang kita lakukan baik menurut kita dan
tidak melanggar aturan agama dan aturan negara silakan saja berkreasi.
kerana batu sandungan itu tetap akan ada selama menusia masih ada
dimuka bumi yang dipicu oleh penyakit hati yang tidak pernah tersirami
oleh ayat-ayat ilahi sehingga ia membutakan hatinya dengan rasa iri,
sombong hasat dengki dan kianat. Marilah kita merenungi diri apakah
kita termasuk dalam katagori orang yang saya sebutkan diatas, klau ya,
maka cepatlah bertaubat, karena itu merupakan disa yang sangat besar
dan allah tidak akan memasukkan orang-orang seperti itu dalam surganya,
nauzubillah.
Maka
terahir dengan meoment ramadhan ini marilah kita sucikan hati dan jiwa
kita untuk dapat memperoleh hidayah dan ampunan dari allah SWT semoga
pintu keampunannya masih terbuka untuk kita sehingga adul fitri yang
kita idamkan bener-benar terwujud adanya.
Wallahu ‘alam
0 komentar:
Posting Komentar