Senin, 11 Juni 2012

SALMAN AL FARISI ( Sikap Wara'/ berhati-hati)



salmanPEJABAT negara, entah dia presiden, menteri, gubernur, bupati, wali kota atau wali kota yang ngotot meminta rumah dinas, pantas malu dengan pencetus strategi membangun parit pada Perang Khandak, Salman Alfarisi.
Sebab, sebagai amir/gubernur Madain, tiadalah sahabat mulia dari tanah Persia ini memiliki rumah dinas. Ia sebenarnya memang punya “rumah dinas”. Hebatnya pula ia minta seorang arsitek membikin denah-denah rumahnya. Kita simak bagaimana rupa rumah dinas itu. Rumah dinas kepunyaan Salman adalah jika Salman berdiri, kepalanya akan menyentuh langit-langit rumah. Dan, jika Salman tidur, kakinya pasti terantuk pada dindingnya.
Kesederhanaan Salman juga tecermin dari perangkat piring dan baskom sebagai wadah minum dan wudunya. Tidak lebih tidak kurang. Oh ya masih ada satu lagi, Salman memiliki seikat kesturi saat pembebasan Jalula dulu. Nanti, saat Salman sakit dan menjelang ajal, ia meminta istrinya menaburi kesturi dalam air untuk dipercikkan di sekitar tempat tidur sahabat yang mulia itu.
Salman juga bukan tipikal pemimpin yang minta dilayani. Pernah seorang sahabat bersilaturahmi ke rumah Salman. Ia mendapati Sang Gubernur tengah sibuk menggodok tepung untuk makanan. Kata sang tamu, “Ke mana pelayanmu.”

Salman menjawab, “Dia sedang kusuruh sesuatu. Tidak mungkin kan dia mengerjakan dua pekerjaan sekaligus.”
Jabatan dalam filosofi hidup Salman bukanlah keberkahan. Salman amat tidak menyenangi jabatannya sebagai amir. Namun, bukan berarti dia tidak bekerja secara maksimal sebagai seorang amir.
Sikap itu hanya menunjukkan kalau Salman bukanlah orang yang punya tabiat rakus jabatan. Pernah dia ditanya kenapa tidak menyukai jabatan sebagai amir. Salman lantas menjawab, “Jabatan itu manis saat dipegang, tetapi pahit saat dilepaskan.” n R-

0 komentar:

Posting Komentar